Gus Dur dan Kopi PH (Permata Hijau)
Suatu
hari, Jum’at malam Sabtu- pas Jadwal Pengajian Tauhid Wahdatul Ummah,
GusDur datang sekitar jam setengah delapan malam, diantar para pengawal-
memasuki gerbang rumah Gus Miftah, tempat Pengajian TWU.
Karena Pengajian dimulai jam delapan seprapat- GusDur digandeng ke ruang tamu dulu. Para Pengawal kembali ke Mobil Pribadi Presiden
RI ke4 itu, dan membiarkan GusDur duduk berdampingan dengan saya.
Beberapa saat kemudian Pendiri PKB itu berteriak minta minum kopi pada
Gus Miftah! Cicit Sunan Bonang itu segera bergegas keruang
dalam , minta pembantu untuk membuatkan kopi bagi Gus Dur. Tentu saja
sambil ngedumel- soalnya, kalau di rumah Ciganjur Gus Dur sudah dilarang
minum kopi! Jadi, Gus Miftah bilang “wah ntar kalau tiba-tiba Gus Dur
mati gara-gara minum kopi dirumah saya, bisa jadi gegeran Nasional nih! Walaupun omelan Gus Miftah terdengar keras, tapi Gus Dur hanya tersenyum ringan!
Gus Dur dan Sandal PB NU
Menjelang
Pemilihan Presiden RI 1999, Ketua Umum KPU -Jendral Rudini sakit, jadi
Ketua Harian KPU KH.A Miftah - secara aklamasi terpilih sebagai
Pengganti Pelaksana Tugas Ketua KPU. Waktu itu semua anggota KPU adalah perwakilan dari puluhan Parpol yang tumbuh bak jamur di musim “Hujan Demokrasi”.
Sebagai
Politisi yang juga Kyai, tentu Gus Miftah punya banyak akal untuk
menyiasati segala pembuatan peraturan terkait Suksesi Nasional, termasuk syarat
calon Presiden. Banyak rumusan syarat tertulis untuk Calon Presiden RI
ketika itu, tapi, menurut Gus Miftah, semuanya tergantung suka-suka
saya, ujarnya. Karena sistim Pemilihan Presiden RI ketika itu masih
melalui MPR, maka semua calon Presiden harus lebih dulu masuk menjadi anggota MPR. Padahal, Gus Dur ketika itu bukan anggota DPR, jadi tidak otomatis bisa menjadi anggota MPR.
Satu-satunya
cara, GusDur harus diangkat menjadi anggota MPR dari unsur perwakilan
ORMAS. Konyolnya, walau sama-sama dari NU, Gus Miftah tidak segera
menetapkan GusDur sebagai anggota MPR mewakili ormas terbesar di
Indonesia itu. Akibatnya, GusDur, sebagai ketua PB NU marah! Walaupun sebagai Ketua KPU, Gus Miftah kan juga anggota NU, jadi Gus Dur sebagai Ketua PB NU memanggil anggotanya- Gus Miftah, untuk menghadap ke kantor PB NU Jakarta.
Pendek
Cerita, sampai dikantor Gus Dur bertanya sambil marah ke Gus Miftah.
“Apa kurang hebatnya saya?”, ujar Gus Dur. Saya ini kan ketua Ormas
terbesar NU, dan sampeyan kan juga anggota NU, kok tidak bisa
menempatkan saya sebagai anggota MPR itu maunya sampeyan apa?!! Tapi,
menurut Gus Miftah, karena semua anggota KPU ketika itu mayoritas tidak
setuju pengangkatan Gus Dur sebagai anggota MPR, ya Gus Miftah nggak
berani memutuskan sendiri.
Gus
Dur tidak puas dengan jawaban itu, jadi dengan setengah membentak Gus
Dur berteriak , jelaskan alasan mereka menolak saya,sergahnya! Rupanya
Gus Miftah mulai kepancing amarah Gus Dur, jadi sambil setengah
marah-mantan Ketua PPP itu nyeplos sekenanya “Ya, karena sampeyan Picek!!
(Buta)” , teriaknya. Kontan, menurut Gus Miftah, Gus Dur ketika itu
langsung mengambil sandal dan siap dilemparkan kemuka Ketua KPU itu.
Untung para pengawal, yang sama-sama NU segera melerai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar